Perjuangan Tjokroaminoto dilandaskan pada pemikiran kesetaraan. Sebagai penegasan, ia melepaskan gelar raden dan menggantinya dengan ‘Hadji Oemar Said’
Tjokroaminoto menggunakan pendekatan yang kooperatif dengan pemerintah Hindia
Belanda untuk memperluas Sarekat Islam.
Kejayaan Tjokroaminoto bertahan hingga 1917, di mana ia mulai menghadapi perlawanan dari pengurus SI lainnya.
Dalam perjuangannya, Tjokroaminoto berusaha menggabungkan ideologi Sosialisme dengan Islam, meski ia sendiri mengkritik pemikiran-pemikiran Karl Marx sebagai tokoh
Sosialis dunia.
Pengaruh Tjokroaminoto tersebar luas lewat kemampuannya dalam menulis dan berorasi.
Beberapa tokoh besar lahir dari bimbingannya, meski sebagian memilih jalan perjuangan yang berbeda darinya.