Tjokroaminoto lahir dari keluarga ningrat pada 16 Agustus 1882 di Madiun. Ia menikah dengan Soeharsikin, putri Wakil Bupati Ponorogo, Raden Mas Mangoensoemo.
Meski berasal dari keluarga bangsawan, Tjokroaminoto tidak setuju dengan sikap dan pemikiran kolot yang berdasar pada feodalisme. Ketegasan sikapnya ditunjukkan dengan berhenti sebagai juru tulis Patih Ngawi pada tahun 1905.
Sikap inilah yang menyebabkan terjadinya bentrok dengan mertuanya.
Tidak hanya melepaskan pekerjaannya sebagai birokrat, Tjokroaminoto juga melepaskan status Raden yang ia miliki dan menggantinya dengan Hadji Oemar Said.
Setelah berhenti menjadi juru tulis Patih Ngawi, Tjokroaminto pindah ke Semarang dan menjadi kuli bangunan. Di sanalah ia sempat merasakan hidup sebagai kalangan bawah, meski hanya sebentar.
Setelah itu ia kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai bagian administrasi di Kooy & Co.
Pada tahun 1907, ia mengambil kursus teknisi di Burgelijke Avond School. Kemudian ia berhenti dari Kooy & Co untuk menjadi teknisi di pabrik gula Rogojampi, selama 1 tahun. Selanjutnya pada tahun 1912 ia pindah ke biro teknik di Surabaya.
Pada 1912, Samanhoedi menghubunginya untuk bergabung dengan Sarekat Islam.
Sarekat Islam berkembang dari perkumpulan Rekso Roemekso yang dibuat oleh pedagang batik di Laweyan untuk menghadapi pencuri-pencuri batik. Namun, kemudian muncul peraturan dari pemerintah Hindia Belanda yang mengharuskan setiap perkumpulan untuk memiliki status hukum.
Karena hal tersebut, maka Samanhoedi mulai mengupayakan status hukum untuk perkumpulannya yang kemudian disebut dengan Sarekat Dagang Islam (SDI). Anggaran Dasar SDI yang ditandatangi pada November 1911 disusun oleh Tirto Adhi Soerjo, yang saat itu aktif di Sarekat Dagang Islamijah Bogor.
Tjokroaminoto bergabung dengan Sarekat Islam pada Mei 1912, dan tugas pertamanya adalah menyusun Anggaran Dasar.
Dengan latar belakang pendidikan yang baik dan pengalamannya dalam berorganisasi, Tjokroaminoto segera menjadi sosok yang berpengaruh dalam Sarekat Islam. Ia selalu mengedepankan semangat perjuangan dan harapan dalam pidato serta tulisannya.