Sebelum Anda merencanakan ‘pengalaman’ yang ingin Anda ciptakan selama presentasi, Anda perlu mengingat aturan 10 menit. Otak manusia akan merasa jenuh setelah menit kesepuluh.
Untuk menciptakan ‘pengalaman’, buku ini menjelaskan enam tips yang dilakukan Steve Jobs. Tips pertama diambil dari seni Zen Jepang yang mengajarkan bahwa kesederhanaan dapat mengekspresikan keindahan yang luar biasa dan menyampaikan pesan yang kuat. Kesederhanaan menjadi kunci dalam membangun ‘pengalaman’ audiens.
Anda harus menghindari bullet points dalam presentasi. Bullet points hanya digunakan di dokumen yang memang ditujukan untuk dibaca audiens Anda. Anda juga harus fokus pada 1 tema di setiap slide dan melengkapinya dengan gambar. Dan yang paling penting, Anda perlu mempelajari cara untuk membuat slide yang secara visual menarik.
Kedua, angka atau data yang Anda tampilkan tidak akan diingat kecuali Anda menempatkannya ke konteks yang tepat. Karena itu, Anda harus menerjemahkan angka-angka menjadi informasi yang relevan untuk audiens. Misalnya, Steve Jobs mengkomunikasikan 7,500 lagu, bukan 30 GB, untuk memudahkan audiens memahami kapasitas iPod (saat pertama kali diluncurkan).
Menampilkan angka membuat presentasi Anda lebih menarik dan meyakinkan, namun penampilan angka yang terlalu rumit justru akan membuat audiens jenuh. Karena itulah, pastikan data yang Anda tampilkan spesifik, relevan, dan kontekstual. Ingat, presentasi Anda harus fokus pada audiens, bukan pada produk atau ide Anda.
Ketiga, Steve Jobs seringkali menggunakan kata-kata yang mudah diingat karena unik dan menarik. Untuk itu Anda harus mengurangi penggunaan jargon yang berlebihan. Anda juga perlu memperhatikan tingkat kerumitan dan kesulitan bahasa yang Anda gunakan.
Dan untuk membuat presentasi Anda lebih menarik, bermainlah dengan kata sifat. Gunakan kata sifat yang deskriptif maupun superlatif. Anda juga bisa memakai analogi serta metafora.