Dr. Rupert Sheldrake, seorang doktor dari Universitas Cambridge, pernah berkata bahwa ada gerakan-gerakan energi yang tak kasat mata dalam lingkup kehidupan manusia. Masaru memiliki pandangan yang sama dan berharap manusia menyadari hal ini sehingga manusia mau memberi perhatian kepada lingkungan sekitar.
Manusia dapat merangkul dunia dengan cinta dan rasa syukur. Sikap ini akan mendatangkan energi positif yang besar dan mampu menyebar ke seluruh belahan dunia. Prinsip kebaikan seperti inilah yang dicoba diungkapkan oleh kristal air kepada manusia.
Kekebalan tubuh manusia adalah cinta dan rasa syukur. Tidak ada satu pun yang memiliki kekuatan penyembuhan seperti yang terkandung dalam cinta dan rasa syukur. Kedua hal ini lebih efektif dalam menyingkirkan energi negatif dari tubuh.
Tubuh kita sebagian besar terdiri atas air, sehingga kita tidak dapat hidup tanpa air. Beruntung air telah menghidupi kita selama ini. Namun, sebagaimana prinsip kesejajaran, kita juga tidak boleh lupa bahwa air juga dapat menimbulkan kehancuran.
Air melahirkan kehidupan tetapi juga berpotensi menciptakan chaos di bumi. Dan sisi mana yang akan dimunculkan air tergantung pada jiwa manusia sebagai cerminan air.
Kini, kita memiliki misi penting: untuk mengupayakan air menjadi bersih kembali sehingga kita turut menciptakan dunia yang nyaman untuk ditinggali. Untuk mencapai misi ini, kita harus sadar, lalu memastikan hati kita tidak tercemar dan tidak memancarkan energi negatif.
Kesadaran dapat berdampak besar pada dunia di sekitar kita. Mulai saat ini, seharusnya semakin banyak orang yang memperlakukan air dengan sikap yang lebih ramah agar air mampu menghasilkan kristal yang indah. Keindahan ini akan menjadi pesan bahwa kita telah berperan dalam menciptakan dunia yang lebih baik.