Tim Harford menyatakan bahwa terdapat tiga jenis psikologi yang bisa menjelaskan alasan mengapa kesulitan dapat membantu kinerja dan kreativitas seseorang, yaitu psikologi kognisi, psikologi kompleksitas, dan psikologi sosial.
Tekanan dapat meningkatkan kinerja jika dilihat dari sisi psikologi kognisi.
Psikolog Daniel Oppenheimer pernah bekerja sama dengan guru-guru SMA. Ia meminta agar diktat pelajaran diformat ulang.
Rupanya para murid yang diberi diktat dengan jenis huruf yang lebih sulit dibaca mampu mengerjakan ujian lebih baik di berbagai mata pelajaran. Jenis huruf yang sulit merangsang otak mereka untuk berpikir ekstra terhadap apa yang mereka baca.
Contoh dari psikologi kompleksitas adalah pembuatan mesin jet yang terdiri atas berbagai variabel seperti suhu pengoperasian, material, bentuk, dsb. Lazimnya, orang melakukan penyelesaian satu per satu.
Namun, Tim yakin penambahan sesuatu yang acak di awal proses pengerjaan dapat meningkatkan ketrampilan dalam memecahkan masalah, sedangkan menyelesaikan selangkah demi selangkah secara perlahan justru akan mengarahkan ke jalan buntu.
Psikolog Katherine Phillips bersama kolega melakukan studi terkait psikologi sosial.
Mereka memberi kasus misteri pembunuhan kepada sekelompok siswa yang saling berteman dekat dan sekelompok lain yang berisi teman dekat serta satu orang asing. Ternyata, kelompok beranggotakan orang asing menyelesaikan kasus dengan lebih baik.
Untuk mengasah kreativitas melalui kondisi sulit, percobaan juga dilakukan oleh seniman Brian Eno.
Ia menciptakan The Oblique Strategies (Strategi Serong) bersama temannya. Cara kerjanya adalah Brian akan mengganggu proses kreatif para musikus di studio ketika mereka sedang buntu.
Ia akan mengeluarkan kartu-kartu berisi perintah berbeda yang diambil secara acak dan harus dituruti oleh para musikus. Misal, gitaris berubah peran menjadi pianis.
Brian meyakini bahwa daftar perintah di kartu-kartu harus membuat pelaku merasa terganggu agar tujuannya berhasil. Jika daftar yang dilakukan tidak cukup membuat pelaku merasa tidak nyaman, maka percobaan itu tidak mencapai tujuan.
Pada kasus pemecahan misteri, kelompok berisi orang asing merasa canggung. Padahal, hasil yang mereka capai lebih baik dari kelompok lain.
Pada kasus Brian Eno, banyak musikus membenci percobaan itu karena kartu-kartu tersebut dianggap sebagai permainan yang konyol. Begitu pula kasus-kasus lainnya. Kesimpulannya, kondisi tidak menyenangkan itu sering dianggap sebagai hambatan.
Berdasarkan kasus-kasus di atas, hal-hal yang orang anggap sebagai hambatan itu sesungguhnya secara tidak disadari justru dapat memicu kreativitas. Jadi, berani mencoba sendiri?
Hanya karena Anda tidak menyukai sesuatu, bukan berarti sesuatu itu tidak bisa membantu Anda.
Tim Harford