Secara naluri, orang tua ingin melindungi dan memanjakan anaknya. Terapkan dengan wajar, jangan menjadikan rasa sayang sebagai perusak anak sehingga ia tak bisa mandiri. Tentu Anda tidak mau jika di masa depan mereka merasa serba takut saat ingin melakukan sesuatu hal yang berbeda.
Latih mereka menjadi pemimpin hebat dengan memberikan bekal yang cukup. Beri kebebasan bertanggung jawab serta kepercayaan sehingga mereka mampu menciptakan personal story dirinya.
Personal story merupakan dasar seorang pemimpin. Ia akan merasa hidupnya berarti dan sadar bahwa selain sekolah formal ada pelajaran empati, kepemimpinan dan pengambilan keputusan yang harus dipelajari.
Sekolah memang merupakan tempat untuk belajar. Tapi bukan berarti anak-anak hanya perlu belajar dari guru-guru di sekolahnya saja. Sekolah juga perlu mendorong anak didiknya untuk terjun ke dunia luar. Ingatlah bahwa banyak ilmu yang bisa diperoleh di luar ruang kelas.
Manusia hebat bukanlah mereka yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi di sekolah. Tapi mereka yang memiliki karakter kuat, dapat dipercaya, mudah diterima, memiliki pemikiran terbuka, berjiwa besar dan piawai mengungkapkan isi pikiran dengan baik.
Untuk itu, dibutuhkan banyak guru kreatif. Mereka adalah guru yang toleran terhadap perbedaan dan cara berpikir siswa. Alih-alih sibuk mengisi ingatan murid dengan aneka rumus sulit, mereka justru mendorong anak-anak didik untuk berani mengeluarkan ide orisinalnya sendiri.
Di kelas, para guru kreatif ini akan banyak mempergunakan alat peraga. Bagi mereka memori tidak hanya ada di kepala, melainkan di seluruh tubuh anak didiknya. Itulah yang oleh Rhenald Kasali disebut myelin. Myelin merupakan faktor pembentuk kesuksesan yang tidak terlihat, contohnya adalah rasa percaya diri, empati, keterampilan, rasa disiplin diri dan sebagainya.