Untuk membuat purwarupa yang sempurna, tentu saja waktu satu hari tidak akan cukup. Karena itu, untuk pengujian awal, Anda hanya perlu membuat purwarupa yang cukup nyata untuk diuji.
Bayangkan dalam membuat film, seringkali adegan tidak diambil di lokasi nyata, hanya di studio yang diatur agar menyerupai kondisi nyata. Kurang lebih inilah yang harus Anda buat untuk purwarupa Anda.
Pengujian dengan purwarupa yang ‘cukup nyata’ akan lebih efektif dibandingkan dengan purwarupa yang sempurna, karena semakin lama Anda menghabiskan waktu untuk membuat purwarupa maka semakin sulit pula Anda akan menerima masukan. Selain itu, dengan membuat purwarupa yang ‘cukup nyata’ Anda terhindar dari menghabiskan waktu untuk membuat sesuatu yang keliru.
Dalam metode sprint, purwarupa yang diuji harus memenuhi beberapa prinsip berikut; (1) purwarupa yang Anda susun dapat berupa apa saja; (2) purwarupa bisa dibuang, jadi jangan membuat purwarupa yang tidak ingin Anda buang; (3) buat sekadar untuk mengetahui bagaimana penerimaan konsumen, tidak perlu berfungsi penuh; dan (4) purwarupa harus terlihat nyata.
Terdapat empat tahapan dalam menyusun purwarupa. Pertama, tim Anda perlu memilih perangkat yang tepat. Jika berupa layanan, Anda dapat menyusun scenario. Jika berupa ruang fisik, Anda dapat memodifikasi ruangan yang sudah ada. Jika berupa tampilan layar, Anda dapat menggunakan Power Point, Keynote, atau aplikasi lain.
Kedua, tim Anda perlu membagi tugas sesuai dengan keahlian masing-masing. Tentukan anggota tim yang berperan sebagai pembuat, penjalin, penulis, kolektor aset serta pewawancara.
Pembuat bertugas membuat komponen individual dari purwarupa. Penjalin bertugas mengumpulkan komponen dari pembuat. Penulis berperan menuliskan teks yang akan membuat purwarupa masuk akal. Kolektor aset bertugas mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan pembuat. Dan pewawancara berperan melakukan wawancara dalam pengujian purwarupa.
Ketiga, tim Anda (terutama sang penjalin), perlu memastikan seluruh komponen dalam pengujian purwarupa konsisten hingga pada akhirnya tim Anda siap melakukan ujicoba.
“85% masalah terobservasi setelah lima wawancara saja”
Jakob Nielsen & T.K Launder