Pemilihan warna putih pada topi dimaksudkan untuk memberikan gambaran sebagai hal yang bersifat netral dan obyektif.
Informasi merupakan hal yang berada dalam naungan topi putih. Informasi bisa terdiri atas fakta-fakta yang tidak bisa disangkal serta angka-angka yang bisa diperiksa kebenarannya.
Tujuan proses berpikir topi putih ialah menjadi praktis.
Dengan demikian kita harus bisa menyampaikan semua jenis informasi yang sudah disusun dengan tepat serta memberikan arahan dalam menguraikan informasi.
Bagian terpenting dari topi putih adalah menentukan informasi yang kurang atau dibutuhkan.
Topi putih memberikan pemaparan cara mendapatkan informasi yang dibutuhkan atau mengisi kekosongan informasi serta menentukan pertanyaan yang harus diajukan.
Pemikiran ala topi putih memberikan cara memisahkan informasi dari hal-hal lain yang masih berupa dugaan, instuisi, penilaian yang didasarkan pada pengalaman, perasaan, kesan serta opini.
Sesuatu yang Anda yakini sebagai fakta bisa jadi belum dibuktikan secara menyeluruh. Padahal sebuah fakta harusnya berhubungan dengan peristiwa yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Ada baiknya Anda menjadikannya dalam dua tingkatan:
Topi putih biasanya digunakan sebagai topi pertama karena bisa latar belakang dalam proses berpikir.
Topi putih dipakai sebagai pembuka dalam rapat guna mencari pemecahan sebuah masalah. Meski demikan bisa juga dipakai di akhir sesi sebagai bahan pertimbangan.