Revolusi industri keempat memiliki dampak monumental terhadap ekonomi global. Pada pertumbuhan ekonomi, para ekonom berada pada titik perpecahan.
Di satu sisi, mereka yang pesimistis berpendapat bahwa kontribusi kritis digital telah mengakhiri poduktivitas perekonomian. Di kubu yang berseberangan, mereka yang optimis mengklaim bahwa teknologi dan inovasi membuat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi semakin tinggi.
Pertumbuhan usia juga sebuah tantangan ekonomi. Saat populasi semakin bertambah umur dan jumlah dewasa muda lebih sedikit, pembelian barang-barang besar seperti rumah, furnitur, mobil dan semacamnya akan menurun.
Lebih dari itu, juga semakin sedikit orang yang mau mengambil resiko kewirausahaan karena pekerja bertambah usia. Mereka cenderung memelihara aset yang mereka butuhkan demi kenyamanan masa pensiunan.
Produktivitas di seluruh dunia pun masih bergerak amat lamban. Padahal produktivitas merupakan penentu paling penting dalam pertumbuhan jangka panjang dan peningkatan standar hidup. Kalau tidak dikelola dengan baik, maka kita hanya memilikinya dalam jumlah yang jauh lebih sedikit.
Ketakutan yang muncul terkait dampak teknologi adalah berkurangnya lapangan pekerjaan. Inovasi teknologi akan menghancurkan beberapa jenis perkerjaan. Hal ini terbukti dari komputer-komputer yang telah mengambil peran pekerjaan paling nyata seperti ahli pembukuan, kasir, dan operator telpon.
Revolusi indutri keempat mungkin akan membawa goncangan, tapi tantangan yang dihadirkannya itu adalah hasil dari perbuatan kita sendiri. Dengan kekuatan kita pulalah, kita dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut. Kita harus mengahadapi tantangan dengan kebijaksanaan pikiran, hati dan jiwa secara kolektif.
“Keraguan adalah situasi yang tak menyenangkan, namun kepastian adalah situasi yang konyol.”
Voltaire