Rahasia berumur panjang selalu menjadi topik yang menarik bagi semua orang. Beberapa wilayah dikenal memiliki orang-orang yang dapat hidup lebih dari 100 tahun (centenarian).
Namun demikian, dari pengamatan yang dilakukan oleh Susan Pinker, profil genetik hanya memiliki 25% pengaruh terhadap usia panjang, sedangkan 75% sisanya dipengaruhi oleh gaya hidup.
Penelitian untuk mengetahui faktor yang memengaruhi panjangnya usia manusia pernah dilakukan oleh Julianne Holt-Lunstad, seorang peneliti di Brigham Young University. Ia mencatat gaya hidup seluruh responden dalam penelitiannya dan memperhatikan faktor-faktor yang mengurangi peluang hidup mereka.
Dari penelitian tersebut, terungkap beberapa hal menarik. Dua faktor utama yang memengaruhi usia ternyata berkaitan dengan kehidupan sosial.
Pertama, interaksi sosial, yaitu bagaimana seseorang terlibat di lingkungan sosialnya serta seberapa baik ia mengenal orang-orang di sekitar mereka.
Faktor kedua adalah kualitas hubungan dengan orang-orang terdekat; dengan kata lain apakah ia memiliki orang dekat yang bisa dipercaya dan mau membantu di saat sulit.
Selain kedua faktor itu, faktor lain yang juga memengaruhi berkaitan dengan kesehatan. Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol menjadi faktor ketiga dan keempat yang paling berpengaruh.
Mengapa kehidupan sosial dapat memengaruhi usia seseorang?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial dapat mendorong kekebalan terhadap penyakit dan meningkatkan kemampuan bertahan manusia. Bahkan pola yang sama juga terlihat pada hewan primata.
Memiliki kedekatan sosial yang baik juga dapat menurunkan tingkat stres, karena kortisol cenderung rendah. Untuk mendapatkan umur panjang, minimal Anda harus memiliki tiga hubungan sosial yang kuat.
Saat berbicara mengenai kehidupan sosial, yang dimaksudkan adalah interaksi secara sosial dan keterlibatan secara langsung di lingkungan sekitar. Meski saat ini teknologi digital membantu semua orang untuk menjaga hubungan dengan keluarga di berbagai kota, kualitas interaksi yang dihasilkannya tetap tidak sama dengan interaksi yang dilakukan secara fisik.
Saat interaksi fisik, tubuh menghasilkan hormon oksitosin dan menurunkan kadar kortisol. Kedua hal ini membangun rasa percaya, kedekatan dan sekaligus menurunkan stres. Mekanisme ini tidak terjadi dalam interaksi secara digital.
Mengapa wanita (berpeluang) hidup lebih panjang dibandingkan pria? Salah satu alasannya adalah mereka cenderung lebih memprioritaskan dan terus memperbaiki hubungan sepanjang hidup mereka
Susan Pinker