Audiens sebenarnya sudah dapat menilai Anda sejak pertama Anda muncul di hadapan mereka. Secara teori, dalam waktu 3 detik pertama seseorang dapat memutuskan apakah dia menyukai Anda atau tidak.
Maka, membangun citra di hadapan audiens itu amat lah penting. Dimulai dengan tampilan luar Anda.
Beberapa tips berpakaian untuk menunjang penampilan fisik yang baik, antara lain:
Komunikasi melibatkan 55% bahasa tubuh, 38% suara, dan 7% kata-kata. Oleh karena itu, pembicara publik juga perlu melatih bahasa tubuh. Lakukanlah kontak mata dengan seluruh sisi audiens sesering mungkin.
Gunakanlah tangan Anda untuk meraih perhatian. Namun, hindarilah gerakan memencet pena, meninju udara, mengiris dan membagi, menggaruk-garuk, dan menggenggam kedua tangan sembari memijat karena hal ini mengisyaratkan kegugupan.
Posisi standar yang direkomendasikan adalah dengan berdiri sembari meletakkan tangan di depan perut, tepatnya pusar, dengan satu tangan di atas tangan lain. Pertahankan kekokohan kedua kaki dan hindari berjalan mondar-mandir. Namun, saat menyampaikan dua hal berbeda, Anda dapat menggunakan kedua sisi panggung.
Baik menggunakan microphone atau tidak, suara Anda harus terdengar sampai audiens di kursi paling belakang. Dan kata-kata mubazir seperti ooo eee ahhh sangat mengganggu telinga audiens, maka hindarilah.
Beberapa aspek terkait teknik vokal yang perlu diperhatikan juga adalah nada suara, kekuatan suara, warna suara, kecepatan berbicara, volume suara, dan periode bernafas. Untuk menguasai aspek ini, Anda harus sering-sering berlatih.
Berbicaralah dengan menggunakan pernafasan perut karena suara yang dihasilkan lebih dalam dan enak didengar. Seorang pembicara publik harus memiliki panjang nafas minimal 18 detik tanpa terputus.
“Anda tidak memiliki kesempatan kedua untuk membuat kesan pertama.”
Sebuah pepatah, anonim