Buku

Natsir

Politik Santun di antara Dua Rezim
By Tempo
<
>
2 dari 7

Lahir sebagai seorang anak seorang juri tulis, Natsir kecil  terpaksa meredam rasa kecewa karena tak bisa masuk sekolah. Sekolah Belanda Holland Inlander School (HIS) Padang hanya menerima anak pegawai negeri dan saudagar kaya.

Walaupun demikian, ia tidak berputus asa dan tetap belajar. Ia belajar secara sembunyi-sembunyi di sekolah Ongko Loro di Maninjau. Sekolah tersebut menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Jika inspektur sekolah datang, Natsir dikirim pulang oleh guru kelas. Setelah inspektur pergi, baru ia kembali belajar.

Nasib baik membuatnya diterima di kelas V HIS. Terbayar sudah sakit hatinya ketika kecil. Sekolah yang dulu menolaknya, sekarang mau menerimanya dengan tangan terbuka. 

Setelah lulus, ia pun berjuang untuk mendapatkan beasiswa ke MULO Padang dengan syarat harus mendapatkan nilai bagus selama masa percobaan 3-6 bulan.

Tentunya Natsir yang sudah terbiasa belajar keras pun lulus. Namun ada rasa kesal karena ia sering  dilecehkan karena kemampuan bahasa Belandanya yang kurang fasih.

Semuanya dibayar tuntas ketika ia berhasil memenangkan lomba baca puisi dalam Bahasa Belanda. Sang guru pun memberikan tepuk tangan walau dengan wajah sinis.

Tidak hanya itu, ia juga menunjukkan kemampuannya dengan  mempresentasikan makalah mengenai pengaruh penanaman tebu dan pabrik gula bagi rakyat di pulau Jawa. ia menyampaikan analisa dalam bahasa Belanda yang tersusun rapi. Gurunya hanya bisa terdiam, Natsir pun merasa puas.

<
>
2 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Adam Grant
“Tabrak Aturan”, Jadilah Pemenang
Buku
Simon Sinek
Cara Pemimpin Besar Menginspirasi Orang untuk Bertindak
Buku
John C. Maxwell
Cara Mengembangkan Potensi Kepemimpinan dalam Diri Anda
Buku
Brian P. Moran & Michael Lennington
Seni Bekerja Cerdas: Menyelesaikan Target 12 Bulan dalam 12 Minggu
Buku
John P.Kotter
Membangun Kecerdasan Strategis dalam Dunia yang Bergerak Semakin Cepat
Buku
Cheryl Cran
Bagaimana Seharusnya Perusahaan Memberlakukan Karyawan dari Tiga Generasi Berbeda