Wanita tidak keberatan mengakui kesalahannya karena itu dipandang sebagai penguat ikatan dan pembangun kepercayaan. Hal semacam ini cenderung lebih sulit terjadi pada pria. Betul kan?
Di sisi lain, pria lebih fokus pada hasil, tujuan, kekuasaan serta cara untuk mengalahkan pesaing, sedangkan wanita terfokus pada komunikasi, kerja sama, harmoni, cinta, dan hubungan satu sama lain.
Saat menghadiri acara makan diluar, wanita menganggapnya sebagai cara untuk membangun hubungan, membahas masalah dan membantu teman. Tidak seperti pria yang melihat acara semacam itulewat pendekatan rasional, seperti kesempatan untuk tidak memasak, tidak berbelanja dan sebagainya.
Wanita selalu antusias dalam berbicara mengenai perasaan, ikatan, dan juga lebih mudah dalam berbagi rahasia. Berbeda dengan pria yang selalu membahas olahraga, pekerjaan, mobil dan semisalnya serta sangat jarang menceritakan tentang urusan pribadinya kepada orang lain.
Saat menonton televisi, wanita tidak memindah-mindahkan saluran karena ingin mencari tahu jalan cerita, perasaan, dan hubungan mereka yang terlibat dalam cerita. Berbeda dengan pria yang suka mengganti-ganti saluran karena tidak memperhatikan satu acara secara khusus. Bagi pria sebenarnya ini merupakan sebuah momen pelarian dari masalahnya.
Ketika berbicara dengan emosi, wanita menggunakan tanda-tanda wajah serta bahasa tubuh yang ekspresif. Sementara pria yang sedang emosi cenderung masuk ke dalam mode menyerang secara vokal serta menjadi agresif.
Selain itu, wanita mendefinisikan nilai-nilai mereka sendiri dengan kualitas hubungan mereka. Itulah kenapa wanita yang tidak bahagia dalam hubungannya akan sulit berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Sebaliknya, jika pria tidak bahagia pada pekerjaannya, dia tidak bisa berfokus pada hubungannya.