Emosi pria dapat digambarkan seperti karet gelang. Pria membutuhkan waktu untuk menarik diri, namun mereka hanya akan menjauh sejauh mereka dapat mengerut kembali. Dorongan untuk menarik diri ini adalah sifat alami pria, bukan karena kesalahan siapapun.
Sayangnya, sikap menarik diri ini sering disalahartikan oleh wanita. Karena bagi wanita, menarik diri adalah tanda saat hati sedang terluka
Jadi, seorang wanita tidak perlu menyalahkan diri sendiri saat pria menarik diri, karena itu merupakan siklus yang normal. Wanita juga jangan mencoba untuk mengejar-ngejarnya. Berikanlah pria waktu untuk merasakan bahwa dia membutuhkan wanita.
Sama seperti karet gelang, setelah meregang karet gelang akan mengerut kembali. Dan saat mengerut, karet akan mempunyai banyak tenaga dan kekuatan.
Sedangkan emosi wanita dapat dianalogikan sebagai gelombang. Wanita bisa merasa memiliki cinta yang berlimpah di satu waktu, dan merasa kosong hatinya di waktu yang lain.
Saat gelombang naik, wanita bisa menekan perasaan-perasaan negatif yang ada. Namun perasaan-perasaan negatif itu akan timbul lagi saat gelombang turun. Yang harus dipahami pria adalah bahwa wanita harus mencapai dasar gelombang sebelum bisa naik kembali.
Pria umumnya mengharapkan sifat penuh cinta secara terus menerus dari wanita, sehingga saat wanita mengalami gelombang turun, pria akan mulai menyalahkan diri. Pria akan berusaha mencegah emosi pasangannya ‘turun’ dengan memberikan nasihat dan penjelasan-penjelasan. Hal ini justru akan memperburuk keadaan.
Yang perlu dilakukan pria dalam kondisi gelombang turun adalah memberi dukungan dan mendengarkan hingga wanita mencapai dasar emosi dan akhirnya ‘naik’ kembali.