Setelah meyakini bahwa kejeniusan dapat dilatih dan kejeniusan akan muncul dari kreativitas, sekarang saatnya Anda untuk mulai mengasah diri. Sayangnya, kreatifitas seringkali terhambat karena kata ‘Tidak’. Untuk dapat berpikir kreatif, mulailah mengubah kata ‘Tidak’ menjadi ‘Mengapa Tidak?’.
Saat berpikir, manusia umumnya menggunakan kelompok atau kategori tertentu.
Misalnya, saat diminta untuk menyebutkan benda-benda yang bulat, asam, dan kuning. Kita mungkin akan menyebutkan lemon, jeruk, dan tomat (kategori buah dan sayur). Kemudian kita akan berpindah ke kategori lain, misalnya vitamin, kue dan keju (kelompok makanan). Dan bahkan ke kategori yang lebih jauh lagi semisal wajah pria Cina yang marah—yang secara metaforis ekspresinya asam.
Proses perpindahan berpikir inilah yang memicu kreativitas. Namun proses transisi ini dapat terhambat karena adanya keraguan dan kata ‘Tidak’. Karena itu, mulai saat ini katakanlah ‘Ya’ pada setiap kemungkinan agar kreativitas Anda dapat terus berkembang.
Lalu bagaimana membiasakan diri untuk berpikir kreatif dan terbuka? Ada berbagai metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode BAMMA (Brain Attack Multiplied by Morphological Analysis). Berikut ini caranya:
Untuk mendorong kreatifitas, Anda juga perlu fokus pada inti permasalahan, bukan pada batasan yang ada. Inti dari suatu permasalahan adalah definisi dasar dari masalah tersebut.
Misalnya saja, meja dapat didefinisikan lewat banyak cara. Meja dapat didefinisikan sebagai bidang datar dari kayu dengan 4 kaki. Namun dengan definisi tersebut, Anda membatasi meja harus dari kayu, memiliki 4 kaki dan harus datar. Apakah meja harus berbentuk seperti definisi tersebut? Tentu tidak.
Untuk menemukan inti dari sesuatu, Anda harus memahami permasalahan utama yang ingin diselesaikan. Meja adalah sebuah furniture yang digunakan untuk makan atau bekerja. Jadi definisi dasar dari sebuah meja adalah furniture untuk bekerja. Definisi tersebut memberikan kebebasan dan kreatifitas untuk melakukan inovasi terhadap meja.