Jika Anda ke Swedia dan menanyakan pada seseorang di sana mengenai kapan terakhir negara ini berperang dalam sepanjang sejarah era modern, mungkin mereka akan menjawab, “Tidak pernah.” Karena Swedia merupakan negara yang terkenal dengan kenetralannya yang telah mengakar kuat dalam persamaan hak dan moderasi.
Selain itu, aturan perilaku nasional Swedia yang terdiri atas konsensus, kenetralan dan nonkonfrontasi ini sangat memungkinkan untuk senantiasa selalu menjaga perdamaian di muka bumi.
Swedia juga merupakan salah satu negara yang berhasil menangani kebutuhan masyarakatnya, dan negara ini juga secara konsisten selalu masuk dalam 10 besar dunia dengan indeks kualitas hidup tertinggi.
Pencapaian tersebut, tentu tidak terlepas dari budaya masyarakatnya, yakni lagom. Lagom sendiri sudah dianggap sebagai cara hidup orang Swedia. Bahkan negara ini terkadang dijuluki dengan Landet Lagom (Negeri Lagom).
Lagom bisa saja diukur berbeda oleh setiap orang, dan terkadang setiap orang memiliki persepsi masing-masing dengan arti kata lagom. Namun dalam hal pengaturan emosi, lagom bisa berwujud sebagai pengendalian yang tidak berlebihan.
Pada prinsipnya lagom itu tidak lebih dan tidak juga kurang, lebih tepatnya ‘Pas’. Jadi apa pun isyarat atau emosi yang tidak pada tempatnya di dalam ruang lingkup suatu kelompok sering kali dikecam secara diam-diam.
Jadi ketika Anda menerapkan lagom, maka Anda hanya akan memastikan informasi atau bicara seperlunya saja sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi. Seperti pepatah populer Swedia, lebih baik diam dan dianggap tidak tahu daripada membuka mulut dan terbukti tidak tahu.
“Lebih baik diam daripada bicara buruk.”
Pepatah Swedia