Masa pingitan menjadi momen penting yang memunculkan sikap kritis Kartini.
Awalnya, Kartini bertujuan memperjuangkan perempuan Jawa agar memiliki pendidikan yang layak sehingga mampu mengenal nilai uang guna mengatur kehidupan rumah tangganya.
Meski pandai dan mendapat kesempatan beasiswa, Kartini akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke Belanda.
Wawasan kritis Kartini terbentuk lewat kebiasaannya dalam membaca dan berkirim surat dengan sahabat-sahabatnya di Belanda.
Selain lewat artikel dan buku, Kartini justru lebih banyak mengungkapkan pikiran kritis dan kegundahannya melalui surat.