Sering kali orang bertanya pada diri sendiri, “Apakah aku sudah siap menikah?” Ada orang yang terlihat mapan namun tidak juga segera menikah. Sementara, ada juga yang sepertinya hanya bermodal nekat saat melangsungkan pernikahan.
Sulit mencari ketentuan yang baku atau standar yang tepat perihal kapan seseorang dianggap pantas menikah. Sesungguhnya, kesiapan seseorang untuk menikah hanya bisa diketahui oleh dirinya sendiri. Maka, ada baiknya berdiskusi dengan calon pasangan dan keluarga mengenai standar yang dipakai untuk mengukur kesiapan menikah.
Di tanah air, ada beberapa standar yang bisa dijadikan acuan bagi kesiapan seseorang untuk menikah, antara lain;
Sebelum akhirnya memutuskan untuk mengakhiri masa lajang dan menikah dengan pasangan, hal yang juga perlu mendapat perhatian adalah kebiasaan calon pasangan Anda. Siapkah untuk menerima kebiasaannya yang mungkin tidak Anda sukai?
Tidak ada salahnya membuat daftar kebiasaan buruk pasangan dan diri sendiri yang ingin diubah. Diskusikan bersama, mana yang perlu diprioritaskan untuk diubah. Evaluasi perubahan tersebut lalu segera ambil keputusan.
Kadang pertengkaran dan ketidakcocokan justru muncul dari hal sepele, seperti lupa menurunkan tutup kloset, memakai pasta gigi dengan memijat dari tengah, kebiasan ngorok, hobi berbelanja dan lain sebagainya.
Semakin banyak persamaan, semakin kecil potensi konflik yang mungkin timbul. Semakin banyak perbedaan, semakin tinggi pula kemunculan potensi konflik. Memang tidak ada hubungan yang bebas konflik, namun tak ada salahnya berusaha menekan serendah mungkin kemungkinan munculnya konflik.
Kadang, konflik sering diperburuk dengan aneka prasangka, pikiran negatif, sikap tertutup, serta merasa benar sendiri. Teknik yang bisa digunakan untuk menguranginya adalah dengan komunikasi efektif.
Ingat, jangan mencari soulmate yang sempurna karena diri Anda pada dasarnya juga tidak sempurna. Carilah sosok yang mau berubah. Karena dengan begitu ia sudah mau mencoba menyelaraskan dirinya dengan Anda.
“Apa yang Anda anggap masalah belum tentu akan dianggap masalah oleh orang lain atau pasangan Anda.”
Ayah Edy