Banyak orang tua yang marah besar ketika anaknya tidak sekolah, tapi bagaimana jika anaknya tidak beribadah? Apalah guna rangking satu di kelas jika kelak seorang anak harus menanggung berat di akhirat. Ingatlah, dunia hanya sementara akhirat akan abadi.
Oleh karenanya, janganlah lupa dengan prestasi akhirat dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang mendekatkan diri pada-Nya.
Orang tua menjadi tidak bijak jika anaknya menang lomba menyanyi langsung dibelikan sepeda sedangkan jika anaknya bisa mengaji malah tidak bangga sama sekali. Rasulullah sangat menekankan prestasi ibadah ini agar diapresiasi oleh orang tua.
Sebaliknya, kecerobohan dan kelalaian sang anak terhadap ibadahnya perlu mendapat peringatan keras agar kelak saat dewasa sang anak terbiasa untuk takut melanggar aturan ibadah.
Untuk sekarang, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Temukanlah komunitas kerohanian yang ada di lingkunganmu dan aktiflah disana. Atau bisa juga bagi Anda yang sedang kuliah mencari pesantren mahasiswa yang mulai banyak tersebar. Di sana seraplah ilmu-ilmu keagamaan yang dapat mengantarkan Anda kepada prestasi akhirat. Sehingga ilmu dunia dan ilmu akhirat menjadi seimbang.
Jadilah orang shaleh yang jernih hatinya, senyumnya tulus, ucapannya adalah nasihat, tingkatnya adalah ibadah. Ia menjadi penyejuk bagi sekitarnya dan menjadi lentera saat sekitarnya gelap gulita.
Ia juga tidak akan pelit menebar cinta dan ikut berbahagia dengan kesuksesan temannya. Ketika Anda mendekatinya, Anda akan ikut termotivasi untuk beribadah dan malu bermaksiat pada Tuhan.
Berhati-hatilah dengan kebiasaan yang Anda bangun sejak muda. Karena kebiasaan akan membentuk karakter. Dan karakter akan menentukan bagus tidaknya masa depan Anda. Untuk pemuda muslim, berikut beberapa kebiasaan yang bisa Anda bangun untuk masa depan yang gemilang :
