Ada tujuh ciri orang rata-rata yang sebaiknya Anda hindari. Orang rata-rata tidak akan diperhatikan dunia dan hidupnya tidak berkembang. Jika hidup hanya sekadar hidup maka seseorang tidak ada bedanya dengan hewan ataupun tumbuhan.
Ciri pertama adalah memiliki ketakutan untuk menjadi yang pertama. Tidak ada keberanian untuk memulai hal baru di lingkungannya. Ia hanya akan memilih menjadi pengekor daripada menjadi pelopor.
Alasannya karena ia tak mau mengambil risiko walaupun ia tahu bahwa yang menjadi pertamalah yang paling berkesan dan terkenang.
Kedua, enggan menjadi yang terbaik. Sebenarnya semua orang memiliki keinginan untuk jadi yang terbaik tetapi orang rata-rata biasanya tidak memiliki keseriusan dalam memperjuangkannya. Kesiapan untuk menghadapi kesusahan dalam berproses menggapai prestasi tidak ada.
Ketiga, takut dianggap berbeda dan selalu ingin seperti orang kebanyakan. Orang rata-rata tidak mau dianggap asing di lingkungannya. Hidupnya pasif, takut berlawanan arus dengan orang kebanyakan.
Karenanya, orang rata-rata biasanya tidak memiliki ambisi untuk berkompetisi dalam prestasi dan kebaikan. Akhirnya ketika meninggal, ia akan mudah dilupakan.
Keempat, tidak suka perubahan. Seorang filsuf bernama Heraclitus berkata bahwa tiada yang abadi kecuali perubahan. Jadi, perubahan pasti akan selalu terjadi dimanapun dan kapanpun. Bukannya mengikuti perubahan orang rata-rata biasanya malah diam dan pasif. Ia tidak bisa beradaptasi dan nyaman dengan dirinya sendiri yang rata-rata.
Kelima, takut diberi tanggung jawab. Orang rata-rata lebih memilih tanggung jawab ringan yang tidak mengucurkan keringat lebih banyak dibanding tanggung jawab besar yang menguras energi lebih besar. Padahal tanggung jawab besar akan membuatnya bersemangat dan tertantang untuk mengembangkan dirinya lebih baik.
Keenam, ingin hidupnya selalu santai. Orang rata-rata selalu mengidam-idamkan zona nyaman, aman dan tanpa beban. Ia tidak berkembang dan kreativitasnya akan terbunuh perlahan-lahan.
Lihatlah ulat yang harus merasakan ketidaknyamanan “berpuasa” dalam kepompongnya, tanpa ketidaknyamanan itu ulat tidak akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah dan bisa terbang ke atas.
Dan ciri terakhir adalah tidak memiliki target hidup yang tinggi. Hidup orang rata-rata mengalir seperti air. Tabiat air itu mengalir ke tempat yang lebih rendah, pun dengan kualitas orang rata-rata yang pasti akan menurun.
Dengan adanya target yang tinggi, hidup seseorang akan penuh tantangan dan petualangan. Ingatlah, impian yang besar tidak akan tergapai jika sikap hidupnya tidak produktif.
“Jangan pernah ingin menjadi orang yang biasa saja, karena penduduk bumi terlalu banyak. Dunia hanya memperhatikan orang-orang yang tak biasa. Dunia tak punya waktu memperhatikan orang yang hidupnya rata-rata.”
Ahmad Rifa’i Rif’an