Pembangunan Jalan Raya Pos Daendels menyimpan kisah kekerasan, pemberontakan dan banyak kisah muram yang masih terhubung hingga kini.
Daendels menginstruksikan pembangunan Jalan Pos menggunakan alat seadanya seperti linggis, cangkul, dan belencong untuk membobol bukit cadas dalam waktu setahun.
Jalan Raya Pos Daendels kini berubah menjadi Jalan industri dengan kepadatan lalu lintas diluar kewajaran.
Titik nol awal pembangunan Jalan Anyer Panarukan tidak diketahui, sedangkan ujung postweg di Pelabuhan Panarukan tidak meninggalkan jejak.
Jalan Raya Pos Daendels tidak banyak diminati saat munculnya kereta api karena dinilai mempunyai jarak tempuh yang lama dan daya muat barang yang sedikit.