Menurut Malcolm, Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Apabila Anda benar-benar yakin bahwa Anda bakal sukses, maka seperti apapun ‘gelombang pasang surut’ yang dialami, akan dianggap sebagai batu pijakan untuk meraih sukses di masa depan.
Malcolm menceritakan bahwa meskipun orang tuanya memberikan dukungan, tetapi ia menemukan dirinya bahwa ia amat peka terhadap pendapat orang lain.
Malcolm sering merasa ‘gagal’ karena cenderung mencari alasan untuk menjelaskan mengapa suatu hal tidak dapat dikerjakan. Padahal ia tahu bahwa ia mampu meraih hal-hal yang luar biasa, tapi ia menganggap bahwa kegagalanlah yang bakal ia dapatkan.
Akan tetapi ia masih bergairah untuk mencari jawaban tentang apa sebenarnya kehidupan dengan sering bepergian, mempelajari beragam agama, budaya, dan filsafat. Semakin ia mendapati dirinya memahami sesuatu, semakin ia tidak memahaminya.
Dari situlah ia berkesimpulan bahwa alam semesta amat luas, dan betapa panafsiran manusia, akal manusia sangat terbatas. Pada titik inilah, rahasia keberuntungan terletak.
Malcolm mengajak Anda untuk melihat harapan Anda lalu memutuskan apakah hal itu seperti yang Anda pikirkan atau apa yang hendak Anda pikirkan. Semboyannya: ”Kenyataan adalah momen, segala sesuatu di luar itu adalah penafsiran Anda atas realitas.”
Menurutnya, jika sebuah momen terlewati, Anda memiliki beberapa pilihan: menanggungnya dan membiarkan menyakiti Anda atau memutuskan bahwa rasa sakit yang dipicu oleh momen yang telah lewat itu sudah sirna, atau Anda dapat memilih apakah hal tersebut mempengaruhi Anda.
Lebih lanjut baginya, tidak semua pengaruh buruk akan pergi dari diri Anda, tetapi itulah kunci keberhasilan. Semua bergantung pada apa yang Anda biarkan mempengaruhi hidup Anda.
Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari orang lain, dan Anda membutuhkan dukungan dari orang-orang yang ‘sesuai’ jika sungguh-sungguh ingin sukses, tetapi tetap sepenuhnya tergantung pada diri Anda bukan orang lain.