Hal pertama yang perlu Anda ingat untuk dapat membangun pengaruh yang mendalam adalah menghindari kata-kata negatif, terutama kata-kata yang bersifat kemarahan, omelan dan kritik negatif.
Pertemanan—atau hubungan antarmanusia secara umum—bukanlah sebuah medan perang dimana pihak yang benar memiliki hak untuk berbicara lebih banyak dibandingkan pihak yang salah.
Kebiasaan mengkritik dan mengeluh merupakan sebuah kebiasaan yang tidak baik secara pribadi maupun untuk membangun hubungan dengan orang lain. Sayangnya kebiasaan ini semakin bertambah justru di era digital. Kebiasaan mengkritik dapat merusak sebuah hubungan tidak peduli kritikan tersebut benar atau salah.
Lebih jauh, kebiasaan menghakimi harus digantikan dengan belas kasih dan kebaikan hati. Hindari kebiasaan untuk mencari kesalahan dan mulailah kebiasaan untuk memberikan pujian terhadap hal-hal baik yang dilakukan orang lain.
Berilah pengakuan terhadap orang lain apabila Anda menemui pertentangan atau kesalahan. Pengakuan ini tidak serta merta menunjukkan bahwa Anda lemah atau bersikap pasif, namun justru untuk menunjukkan bahwa kebaikan ada di dalam diri setiap orang. Pengakuan dan penguatan seperti ini lebih efektif untuk dapat meyakinkan orang lain.
Terakhir, untuk membangun keterlibatan, Anda perlu memikirkan kebutuhan inti orang lain. Kemampuan untuk memengaruhi tidak terletak pada posisi seseorang, ataupun pada pendidikan atau pengalaman, tetapi justru pada kemampuan untuk mendahulukan kebutuhan orang lain.
Anda dapat memenangkan hati orang lain apabila Anda dapat menunjukkan minat pada kebutuhan mereka. Hal ini juga berlaku dalam proses penjualan produk maupun branding suatu produk. Apabila seorang penjual gagal mengomunikasikan kebutuhan inti calon pembeli, maka kemungkinan besar penjualan akan gagal.