Interupsi adalah tindakan untuk memotong pembicaraan orang lain. Pada dasarnya interupsi adalah tindakan tidak sopan yang tidak boleh dilakukan kecuali Anda memiliki alasan yang kuat. Interupsi umumnya dilakukan apabila seseorang berbicara terus menerus dan tidak memberikan kesempatan untuk adanya interaksi dengan orang lain.
Terdapat tiga macam interupsi.
Pertama adalah interupsi yang didasari ego untuk menunjukkan kepintaran seseorang. Tentunya interupsi ini harus dihindari.
Kedua, adalah interupsi yang bersifat menguatkan atau dukungan, yaitu upaya untuk memperjelas poin-poin yang disampaikan.
Dan ketiga adalah interupsi yang menantang, yaitu untuk mempertanyakan pendapat yang disampaikan. Interupsi yang menantang dapat Anda lakukan untuk menunjukkan pendapat yang salah.
Faktor selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah sikap. Sikap yang berbeda-beda dalam suatu diskusi menunjukkan citra diri seseorang. Ada berbagai jenis sikap yang lazim ditunjukkan peserta sebuah diskusi.
Ada orang pandai yang ingin selalu terlihat benar. Mereka yang tergolong sebagai pelindung nilai akan memperlihatkan bahwa nilai-nilai sangat penting. Ada pula orang yang berpura-pura bodoh. Perundung akan menggunakan diskusi untuk menghina orang lain.
Penjilat memanfaatkan diskusi untuk mendekati orang yang berpengaruh. Sedangkan inovator selalu menyarankan ide-ide kreatif.
Ada pula petarung yang berusaha mendominasi lawan dan memenangkan diskusi. Pembelajar menangkap informasi dan mencari sesuatu yang baru. Konstruktif berusaha mencari hal positif dalam diskusi. Dan adapula orang yang melihat diskusi sebagai hiburan.
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam sebuah diskusi adalah topik. Topik digunakan untuk memulai percakapan. Topik lokal atau topik terbaru bisa menjadi topik yang menarik untuk memulai perbincangan. Anda harus mulai mengubah topik apabila percakapan sudah membosankan, tidak berkembang atau menimbulkan kemarahan.