Buku

Guru 5G

Kok Masih Mau Jadi Guru Biasa-Biasa?
By Asrul Right
<
>
2 dari 7

Pola pikir yang masih menganggap bahwa apa yang diajarkan oleh guru-guru era dulu tidaklah jauh berbeda dengan yang diajarkan sekarang, adalah pola pikir kuno yang sudah harus diubah.

Siswa yang hidup di hari ini, dimana zaman dan kondisi jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Setiap generasi tumbuh dengan karakteristiknya masing-masing.

Era saat ini adalah zamannya milenial yang tumbuh besar di lingkungan digital yang serba canggih. Sehingga para guru perlu mengikuti perubahan tersebut, dimulai dengan mengupdate pola pikir.

Menggapai kesempurnaan dalam profesi adalah prioritas semua orang, termasuk guru. Namun, Anda juga perlu mengendorkan perfeksionisme sebagai proses menggapai prestasi. Karena dengan demikian, akan mempermudah Anda menerima pikiran dan ide baru dari orang lain.

Banyak guru yang lebih memilih berada di zona nyaman daripada mencoba hal baru dengan alasan takut. Padahal kesempatan emas berada di depan mata.

Jika kesempatan bertumbuh selalu dihindari, Anda tidak bisa melakukan perubahan besar dalam karir dan hanya bisa puas dengan pencapain sekarang. Disaat orang lain menikmati kesuksesan, Anda hanya stagnan di titik yang sama.

Sebagai seorang guru, Anda harus berimbang menghadapi siswa yang memiliki kompetensi kognitif maupun keterampilan. Karena pembelajaran di abad ke-21 menuntut sekolah untuk meningkatkan banyak kompetensi seperti literasi, keterampilan teknologi, inovasi, maupun hidup dan berkarir.

Menjadi orang bodoh tidak selamanya memalukan. Jadilah orang bodoh yang ketika dihina atau diremehkan tidak tahu cara membalasnya. Jadilah orang bodoh yang ketika diajak berbicara, menikmati sebagai pendengar setia dan mendapatkan hikmahnya.

Karena tidak selamanya orang bodoh gagal dalam hidupnya. Bisa jadi, merekalah yang mempunyai kompetensi dalam mempertahankan karirnya.

Bersikap sopan mungkin mudah dilakukan semua orang. Namun, budaya malu? Apa sudah dimiliki semua orang? Sebagai contoh, seorang guru yang membuat data fiktif kehadiran. Mungkin ia adalah orang yang mempunyai sopan santun yang tinggi, tapi apakah ia mempunyai rasa malu? Tidak! Hilangnya rasa malu akan menghilangkan citra positif pada seseorang.

Kualitas diri Anda akan terlihat dari apa yang Anda kerjakan.”

Thomas Alva Edison

<
>
2 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Daniel H. Pink
Rahasia Ilmiah Tentang Waktu yang Tepat
Buku
Tim Naviri
Betapa Tidur Tidak Seremeh yang Mungkin Anda Pikirkan
Buku
Victor Hugo
Sukses Berkarier Sesuai dengan Kepribadian Anda
Buku
Heru Kurniawan
Sekolah Kehidupan yang Menyenangkan untuk Anak
Buku
Dale Carnegie
Cara Menangani Stres dan Kecemasan dalam Kehidupan Sehari-hari
Video
Tony Robbins
Memahami Motivasi Manusia dalam Melakukan Sesuatu