Menurut Gamal Albinsaid, yang paling penting dalam hidup ini adalah menata kemampuan logika berpikir. Sikap optimisme bahwa Allah akan menggantikan yang lebih baik manakala hal yang tidak diinginkan terjadi harus dipegang.
Menurutnya, manakala Anda melakukan apa yang Allah inginkan, maka Allah akan mendahulukan Anda. Dengan begitu akan mengalir keberkahan, kebaikan yang membawa pada kebaikan yang lain.
Tak hanya itu, dalam kehidupan hendaknya Anda melakukan yang terbaik. Karena menurut Gamal, menyatakan: “Bukankah Allah memberikan yang terbaik, lantas mengapa Anda tidak memberi yang terbaik?”
Baginya, keberhasilan yang dicapai bukanlah karena kepintaran atau ketangguhan tetapi karena do’a orang tua yang terpanjatkan di setiap habis sholat wajib dan sunnahnya, terutama ibu. Oleh sebab itu, ada banyak kebaikan bila berbakti pada ibunda, makaberlemah lembutlahdalam memuliakan ibunda.
Menurut Gamal, selalu ada solusi atas setiap permasalahan bangsa. Yang diperlukan hanyalah berhenti memperuncing gejolak sehingga alur ‘siapa menyalahkan siapa’ harus berhenti. Kemudian bersama-sama bergandengan tangan menggalakkan inovasi agar permasalahan sosial secara sistematis dan terukur bisa teratasi.
Hal inilah yang juga berada dibenaknya manakala menginisiasi Klinik Asuransi Sampah, yaitu berhenti mengeluh dan mulai menyalakan lilin adalah cara terbaik agar tidak ikut arus yang hanya menjadi pengkritis yang sedikit aksi.
Lebih lanjut, baginya manakala program ini mendapatkan penghargaan internasional, itu adalah diluar dugaannya. Menurutnya itu merupakan karunia Allah, meski momen itu pula menjadi bukti bahwa tak perlu memikirkan program yang rumit untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di sekitar.
Ia meyakini bahwa sesiapa menyempurnakan niat maka Allah akan menyempurnakan pertolongan-Nya. Hal itulah yang juga melandasinya dalam menyikapi ide inisiatif sosialnya yang mendapat berbagai penghargaan.
“Mari menenun karya selagi masih muda agar terhampar kain kebaikan yang indah, yang kebermanfaannya bisa dipakai semua orang.”
Gamal Albinsaid