Di dalam Al-Quran, Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang bertaqwa akan menjadi pewaris jannah (surga); “Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi.” (QS Al-Mu’minun [23]: 10)

Nabi Muhammad Saw. menjelaskan bahwa Allah sesungguhnya menciptakan rumah di surga untuk manusia. Tapi jelas, tidak semua manusia akan masuk ke surga kecuali mereka yang bertakwa.

Selanjutnya pada Surah Al-Mu’minun (23) ayat 11, Allah berfirman; “(yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.”

Sesungguhnya, rumah-rumah yang dibangun untuk umat manusia berada di Firdaus, yaitu surga yang paling tinggi.

Namun sekarang coba Anda renungkan ayat yang mengatakan sebaliknya berikut ini. “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia...” (QS Al-A’raf [7]: 179)

Dalam ayat tersebut Allah sedang menjelaskan sebuah tragedi terkait ciptaan-Nya—yaitu jin dan manusia—yang sebagian besar justru terancam masuk ke Jahanam (Neraka). Kenapa itu bisa terjadi?

Dalam lanjutan ayat 179 Surah Al-A’raf (7) tersebut disebutkan; “...mereka mempunyai hati, tetapi tidak digunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanta-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak digunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah)...”

Mereka memiliki hati, mata dan telinga, yang seharusnya dengan kemampuan yang dimilikinya tersebut bisa menghantarkannya menuju ke jannah.

Kemudian masih pada ayat 179 Surah Al-A’raf (7); “...Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

Coba Anda perhatikan sapi yang sedang memakan rumput ketika sebuah mobil melintas. Maka, sapi tersebut akan cuek saja dan tidak akan peduli dengan sekelilingnya.

Karena itu, ketika Allah berbicara tentang orang-orang yang tidak punya kepedulian tentang tujuan hidupnya, Allah membandingkannya dengan binatang ternak.