Terdapat dua pola pendekatan dalam bekerja.
Pertama ‘pola pikir perajin’ yang berfokus pada apa yang dihasilkan dari pekerjaan. Kedua adalah ‘pola pikir passion’ yang berfokus pada nilai apa yang pekerjaan berikan kepada diri Anda.
Umumnya pola pemikiran passion yang dipergunakan oleh banyak orang.
Pola pikir perajin akan berhenti berfokus pada detail kecil, namun berfokus pada upaya untuk menjadi lebih baik. Bagi penganut pola ini, penting untuk membangun karir yang membanggakan, apa pun profesinya.
Mereka lebih menekankan pada apa yang bisa diberikan pada dunia. Menerapkan pola pikir perajin merupakan landasan bagi karir cemerlang Anda di masa depan
Seorang perlu melakukan pendekatan latihan-sengaja dalam bekerja agar mampu menerapkan pola pikir perajin.
Lima kebiasaan latihan-sengaja yang dapat dilakukan adalah sebagai beirkut:
Salah satu perwujudan teori ini adalah Teori Modal Karier. Teori ini justru mengklaim bahwa karekteristiklah yang mendefinisikan pekerjaan hebat itu bersifat langka dan berharga.
Jika Anda menginginkan kesuksesan dalam kehidupan, maka Anda harus terlebih dahulu membangun dan memberikan keahlian-keahlian yang langka dan berharga. Hal tersebut disebut modal kerja.
Sementara bagi penganut pola pikir passion, mereka berfokus pada apa yang bisa diberikan oleh dunia.
Sayangnya, justru pola pikir ini yang sering dipergunakan oleh kebanyakan orang. Pola ini bisa membuat seseorang merasa tidak bahagia dan bingung. Anda juga jadi selalu membayangkan ada pekerjaan yang lebih baik di luar sana.
Penganutnya menjadi sangat waspada akan apa yang tidak disukai karena fokus pada ap yang bisa diterima. Hal ini menciptakan perasaan tidak bahagia.
Saat seseorang memasuki pekerjaan dengan pola ini, hal-hal kecil atau rasa frustasi menghadapi suatu proses akan membuat perasaan tertekan.
“Pencapaian hebat terjadi bukan karena bakat alam, melainkan karena kita berada di tempat dan waktu yang tepat untuk berlatih dan berlatih”.
Malcolm Gladwell