Iklan menjadi salah satu unsur penting alat komunikasi pemasaran yang dapat memengaruhi konsumen secara persuasif untuk membeli. Iklan memengaruhi seseorang melalui proses kognitif, afektif, dan konatif.
Letak keberhasilan sebuah iklan dapat dilihat dari pendekatan 10 M-Advertising. Pertama, mission, dalam menyusun strategi beriklan, hal yang perlu dilakukan adalah menentukan tujuan yang dikehendaki.
Tak selalu berorientasi untuk peningkatan sales dalam jangka pendek, tujuan bisa jadi diarahkan unuk membentuk citra brand atau perusahaan, memperkenalkan produk, mengingatkan kembali pelanggan dan sebagainya.
Kedua, market target. Dengan segala keterbatasan, pemilihan target audience yang tepat adalah satu-satunya jalan untuk memfokuskan resources yang terbatas agar effectiveness-nya tercapai.
Ketiga, message. Dalam komunikasi ada pesan yang harus disampaikan. Syarat pesan yang baik adalah fokus, tidak bias, jelas dan mudah diterima. Hal penting dalam penyampaian pesan adalah simplicity.
Keempat, money. Satu prinsip dalam pembelanjaan biaya pemasaran adalah setiap sen dari biaya pengeluaran harus memberi hasil optimal. Demikian juga dalam hal belanja iklan. Dan, Kelima, mix. Dalam optimalisasi iklan, sering dibutuhkan kombinasi bauran iklan (media mix), baik media cetak, elektronik dan digital.
Keenam, media. Media yang dipilih harus sesuai dengan target audience, media habit, jenis pesan yang disampaikan dan budget yang tersedia.
Ketujuh, moment. Peristiwa dan waktu-waktu tertentu dapat membantu agar iklan berefek multiplier. Kedelapan, mind share. Iklan dalam pemasaran ibarat senjata untuk memenangkan mind war.
Kesembilan, measurement. Jangan lupa memonitor efek iklan yang dijalankan. Ukuran keberhasilan iklan tidak hanya dari sales yang meningkat tapi juga berdasarkan tujuan dasar (mission) yang ditetapkan.
Dan terakhir, maintenance. Ingatan manusia terbatas. Manusia tidak selamanya dapat mengingat hal yang sudah pernah dialami. Jika tidak selalu diingatkan kembali, lambat laun ingatan terhadap pesan iklan yang pernah diterimanya menjadi terlupakan. Iklan yang terprogram kontinyu adalah upaya untuk menyegarkan kembali ingatan konsumen terhadap segala hal yang berkaitan dengan produk/ jasa perusahaan.
“Para pelanggan yang sangat puas dan loyal berpotensi menjadi partner. Apabila level ini dikelola dengan manajemen yang benar, dapat menjadi salah satu potensi pengembangan usaha.”
Bernard T. Widjaja