Prasasti Tugu menunjukkan bahwa bukti Jakarta mengalami kebanjiran sudah ada sejak zaman dahulu, di mana saat itu Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Raja Purnawarman.
Banjir besar tahun 1621membuat sebagian besar penduduk Jakarta menghentikan aktivitasnya. Dan, Gubernur Batavia, JP Coen tidak berdaya mengatasi banjir di Jakarta saat itu.
Master Plan Pengendalian Banjir tahun 1973 belum mampu mengatasi banjir di Jakarta, karena tahun 1976 banjir semakin meluas.
Banjir tahun 2013 merupakan banjir terparah yang berdampak luar biasa pada warga Jakarta, melumpuhkan hampir seluruh wilayah Jakarta, dan membuat halaman Istana Negara tergenang oleh air.
Bendung Katulampa dibangun untuk memantau debit air sebagai peringatan dini akan datangnya banjir ke Jakarta, dan dulunya juga difungsikan sebagai saluran irigasi.