Salah satu penghuni surga yang tidak akan pernah lagi masuk ke surga adalah iblis. Makhluk Tuhan ini diharamkan masuk ke surga karena satu hal, yakni sombong. Iblis tidak mau mengakui kesalahannya, tidak mau bertobat, dan terkutuklah sampai kiamat.
Sedangkan nenek moyang manusia yang pernah menikmati indahnya hidup di surga, yaitu Adam dan Hawa harus rela turun ke bumi karena kesalahannya. Mereka harus menerima konsekuensi atas apa yang telah diperbuatnya. Meskipun keduanya telah memohon ampun dan menyesal atas perbuatannya.
Ada dua hal yang membedakan antara dua makhluk Tuhan di atas, iblis yang tidak pernah mau mengakui kesalahannya dan manusia yang mengakui kesalahannya atas perbuatan salah yang pernah dilakukan. Iblis yang sombong dan manusia yang memohon ampun.
Namun yang menarik di sini adalah manusia ketika diturunkan ke bumi malah diutus menjadi khalifah (pemimpin) oleh Tuhan. Padahal saat di surga, manusia tidak kuat dengan godaan iblis yang akhirnya melakukan kesalahan, tapi kenapa manusia diperintahkan sebagai pemimpin di bumi? Dan bukannya makhluk Tuhan yang paling taat dan tidak pernah berbuat salah seperti malaikat.
Justru inilah poin pentingnya, bahwa kemuliaan manusia bukan diukur dari ketidakberhasilan. Manusia memang tidak lepas dari kesalahan, tapi bagaimana manusia menyadari kesalahan dan mau bertobat kepada-Nya. Selain itu, jangan sekali-kali melakukan kesombongan, karena sombong adalah sifat iblis.
“Tuhan tidak ada di dekat kursi tempat orang pamer kepandaian, kealiman, dan kekuasaan. Tuhan tidak terjangkau dengan nalar laba dan rugi. Tuhan berada di jalan orang-orang yang tak berhenti mencintai.”
Maman Suherman