Matahari tampak lebih besar apabila berada di kaki langit, dan matahari tampak lebih kecil ketika tengah hari dibandingkan dengan langit yang luas. Padahal, ukuran matahari tidak pernah berubah.
Perubahan tatkala matahari tampak lebih besar, dikarenakan efek refraksi atmosfer yang menjadikan matahari tampak sedikit lonjong.
Pola pikir nisbi dari manusialah yang menyebabkan seolah-olah matahari tampak lebih besar di kaki langit.
Itu karena kecenderungan manusia yang membandingkan matahari dengan benda-benda lain seperti bangunan dan pepohonaan yang seakan tampak lebih kecil di kejauhan.
Pola pikir nisbi tersebut yang menyebabkan manusia merasa lebih besar, kuat, pandai dan lebih terhormat ketika membandingkan dirinya dengan yang lebih kecil, lemah, bodoh dan terhina.
Di dalam Al Quran Surah Al-Syams (91): 1-10, apabila kita renungkan, Allah SWT menyebutkan fenomena-fenomena astronomis yang diakhiri dengan fenomena kejiwaan.
Perenungan ini seyogyanya membimbing kita ke arah penyucian jiwa dan menyadari kenisbian manusia.
Ketakaburan akan membawa manusia kepada jiwa-jiwa yang kotor dan dapat berimplikasi kepada sikap otoriter, diskriminatif dan cenderung menindas antar sesama umat manusia.
“Jadilah Muslim seperti matahari, yang bersinar karena kualitas pribadinya, mampu menerangi dan menghangatkan sekitarnya, memberi manfaat bagi masyarakat.”
Imam Ghazali