Faktor utama yang melatarbelakangi hal tersebut adalah karena melek keuangan tidak diajarkan di sekolah formal. Sistem pendidikan yang diterapkan saat ini sebagian besar masih melatih orang untuk menjadi “karyawan teladan”, yang hanya bisa bekerja untuk uang. Hal ini masih merupakan cara pandang orang miskin.
Selain itu, sistem sekolah juga tidak dapat memberi wawasan tentang prinsip-prinsip keuangan orang kaya dalam mengembangkan kekayaannya.
Untuk menjadi kaya, Anda harus mengetahui pentingnya melek keuangan. Aturannya dasarnya, Anda mesti dapat membedakan antara aset dan liabilitas. Kebanyakan orang bekerja mati-matian untuk uang karena mereka tidak mengetahui perbedaan aset dan liabilitas.
Selama ini, pandangan orang tentang aset dan liabilitas itu sama. Namun kenyataannya, kedua hal tersebut berbeda. Aset adalah segala sesuatu yang Anda miliki dan dapat menghasilkan pemasukan bagi Anda, sedangkan liabilitas adalah segala sesuatu yang Anda miliki dan menjadi sumber pengeluaran bagi Anda.
Jadi, sebaiknya Anda berusaha untuk semaksimal mungkin mengumpulkan aset dan menekan seminimal mungkin liabilitas yang Anda miliki.
Ada perbedaan antara orang kaya dan orang miskin dalam mengurus masalah keuangannya. Orang miskin menghabiskan gajinya untuk pengeluaran tetap, kebutuhan pokok, membayar kewajiban setiap bulan, dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan karena kepemilikan liabilitas mereka.
Di sisi lain, orang kaya memperoleh pendapatan dari bagi hasil, sewa royalti, dan laba. Itu adalah hasil dari aset yang mereka miliki.
“Otak kita bisa menjadi aset yang paling besar atau justru liabilitas yang paling besar”
Robert T. Kiyosaki