Buku

Mendidik Anak Di Era Digital

Kiat Menangkal Efek Buruk Teknologi Terhadap Anak
By Yee-Jin Shin
<
>
2 dari 7

Setiap hari seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan diri. Saat usia puber, anak membutuhkan bimbingan orang tua karena seringkali mereka belum mampu melakukan pengendalian emosi serta dorongan dari dalam diri.

Timbulnya perilaku destruktif seorang anak bisa dihindari jika orang tua, guru dan lingkungan melakukan pencegahan dengan mencoba memahami mengapa mereka bersikap demikian.

Anda juga harus membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan emosional (EQ), selain kecerdasan intelektualnya (IQ). Banyak orang tua yang hanya fokus pada IQ saja. Padahal, anak mampu memahami suasana hatinya dengan baik jika memiliki EQ yang memadai.

Dengan perkembangan zaman, anak mendapat asupan gizi yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Tidak ada masalah dalam perkembangan fisik, namun masalahnya terkadang jiwanya tidak berkembang sebaik tubuhnya.

Jika perkembangan fisik tidak dibarengi dengan perkembangan mental, maka anak akan tumbuh besar tanpa kematangan jiwa. Inilah yang disebut “matang semu”.

Anak yang matang semu cenderung tidak tahu sopan santun, tidak memiliki rasa bersalah serta cenderung impulsif. Dalam situasi normal mereka terlihat biasa saja, namun akan terlihat berbeda saat mereka mengalami konflik dengan orang di sekitarnya. Tidak sedikit mereka yang sudah berusia dua puluh tahunan namun masih berkelakuan seperti anak usia 5-6 tahun dalam mengatasi konflik.

Ciri-ciri dari anak matang semu antara lain:

  • mudah marah dan berkata kasar untuk hal-hal yang sepele;
  • berbuat sesuka hati tanpa memedulikan perasaan orang disekitarnya;
  • tidak merasa cocok dan nyaman saat bergaul dengan orang lain serta lebih senang menyendiri;
  • suka memukul, mengganggu dan menjahati teman sebaya;
  • tidak bisa membuat keputusan yang tepat secara moral dan mengabaikan peraturan atau tata tertib yang berlaku; dan
  • tidak menghormati dan memedulikan perasaan orang lain.

Anak matang semu terbentuk dari kombinasi berbagai faktor, antara lain akibat terpapar perangkat digital terlalu banyak, tidak diperhatikan orang tua secara maksimal saat pertumbuhan serta tidak diajari cara mengontrol emosi.

Semakin sering seorang anak terpapar perangkat digital maka semakin besar juga risikonya menjadi matang semu. 

 

<
>
2 dari 7
Baca di Pimtar App Beli Buku Ini
Buku
Azimah Subagijo
Kiat Bebaskan Diri dan Keluarga dari Kecanduan Gadget
Buku
Yalda T. Uhls, Ph.D
Sebuah Pendekatan Parenting di Era Digital
Buku
Ayah Edy
Memetakan Potensi Unggul Anak
Buku
dr. Arifianto, Sp.A & dr. Nurul I. Hariadi, FAAP
Siap Menghadapi Berbagai Masalah Kesehatan Anak Sehari-Hari
Buku
Ayah Edy
Temukan Soulmate Sejatimu
Buku
Timothy D. Walker
33 Strategi Sederhana Untuk Kelas yang Menyenangkan