Di awal-awal kehidupan, Joan beranggapan bahwa keberuntungan sering mendatanginya. Ia seorang atlet berbakat, memiliki banyak teman, mudah bergaul, dan selamat dari berbagai kecelakaan.
Begitupun saat suatu waktu ia menemukan masalah dengan mobilnya, lalu mengeluhkan apa yang telah terjadi sebelumnya kepada kepala mekanik, mobilnya kemudian dibereskan dengan cepat dan tidak ditarik bayaran.
Namun ada kalanya ia berada pada titik tidak bahagia, tujuan meleset, impian menjauh, menghabiskan banyak waktu dengan orang yang tidak dibutuhkan, atau melakukan sesuatu yang tidak masuk di akal.
Pada saat itu, ia merasa keberuntungan telah sirna. Hingga suatu waktu, ia pernah mengalami kecelakaan. Seketika hidupnya berubah dari keberuntungan menjadi serangkaian pengobatan untuk meredakan sakit yang menyiksanya bertahun-tahun.
Pada saat itu, ia belajar memahami cara hidup baru selama bertahun-tahun untuk pulih. Setelah mengalami itu semua, ia berpikir bahwa: bukankah ia cukup beruntung karena tetap hidup?
Menurut Joan, keberuntungan adalah cara Anda memahami segala sesuatu. Serangkaian pengalaman hidupnya membuat pola pikirnya kemudian tentang keberuntungan berubah dari satu pandangan eksternal menjadi internal. Baginya memiliki kehidupan yang bahagia di mana segala sesuatu berjalan sesuai dengan yang Anda harapkan itulah keberuntungan.
Meskipun demikian, ada hal-hal yang tidak dapat diraih dari keinginan Anda. Dalam hal ini, Yang Maha Kuasa mungkin memiliki rencana yang lebih baik untuk Anda. Bisa jadi, ketika Anda tidak meraih sesuatu, tapi digantikan kemudian dengan hal lain yang lebih baik. Lebih lanjut, bagi Joan kehidupan adalah energi, apa yang Anda keluarkan akan Anda peroleh kembali.