Jika lima teknik sebelumnya berfokus pada penciptaan solusi berupa pembaruan dari suatu produk, maka teknik ini fokus untuk mencari masalah.
Kontradiksi adalah suatu situasi yang mengandung fitur atau gagasan yang saling berhubungan, tetapi saling berlawanan. Dari kontradiksi Anda bisa memahami masalah dari suatu produk yang ingin Anda kembangkan.
Kontradiksi merupakan sesuatu hal yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya banyak dari kita yang selalu berfikir bagaimana membeli produk yang bagus dengan harga yang murah.
Logikanya, barang yang bagus terbuat dari bahan yang berkualitas dan diproses dengan teknologi yang tinggi, sehingga harganya mahal. Namun, Anda menginginkan barang bagus tersebut harganya murah. Inilah yang disebut dengan kontradiksi.
Dalam memahami kontradiksi dari dua fungsi, Anda perlu mencermati terlebih dahulu jenis kontradiksinya. Dan terdapat dua jenis kontradiksi, yaitu kontradiksi palsu dan kontradiksi sejati.
Keduanya dibedakan berdasarkan benar atau tidaknya hubungan antara kedua fungsi yang menghubungkannya. Untuk menyelesaikan kontradiksi dari dua fungsi, seringkali orang akan berfikir untuk melakukan sebuah kompromi, padahal itu bukanlah bagian dari inside the box.
Misalnya ketika mencari material yang kuat tapi ringan untuk pesawat. Kebanyakan orang akan berfikir hanya mencari komposisi yang tepat dari kedua bahan tersebut. Padahal Anda bisa menggunakan teknik pengurangan pada bagasi, sehingga pesawatnya bisa lebih ringan.
Penerapan dari teknik ini pernah terjadi pada tahun 286 SM oleh Sostratus. Sostratus diperintahkan untuk membuat mercusuar Alexandria oleh raja Ptolemy II dan mengukir nama sang raja di sana.
Akan tetapi, Sostratus tidak setuju akan hal itu karena ia ingin namanya terukir disana. Sostratus akhirnya membuat pahatan yang bertuliskan Ptolemy yang kemudian hari terkikis oleh alam dan memunculkan ukiran bertuliskan Sostratus.
Kontradiksi dari sostratus tersebut adalah ‘saya ingin nama saya terukir, tapi Ptolemy juga menginginkannya’. Dari sana Sostratus menerapkan teknik ketergantungan sifat pada produk yang ia buat.