Untuk menjadi seorang penulis yang baik, Anda juga harus menjadi seorang pembaca yang baik. Untuk menjadi pembaca yang baik, Anda harus mampu “mengikat makna” dari apa yang Anda baca.
Dalam proses mengikat makna, Anda tidak disarankan untuk membaca terlalu banyak. Bacalah sedikit saja. Yang perlu Anda lakukan adalah merenungi apa yang terkandung dari bacaan yang sedikit tadi.
Penulis menggunakan istilah “membaca ngemil” dalam proses ini. Seperti halnya kegiatan ngemil, Anda disarankan untuk melakukannya perlahan.
Pelan-pelan saja mengunyahnya, hingga Anda dapat menemukan kumpulan rasa yang berbaur menjadi satu dalam tiap kunyahannya.
Ketika membaca secara perlahan, Anda dapat mencermati dan memahami hal-hal penting yang seringkali terabaikan saat Anda membaca naskah panjang yang menyibukkan mata dan pandangan Anda.
Anda dapat lebih cermat memahami penempatan tanda baca, merenungkan beberapa terminologi dan istilah baru, serta frasa dan istilah asing yang mungkin dapat menambah wawasan perbendaharaan kata-kata dalam pikiran Anda.
Teknik lain yang dilakukan dalam proses mengikat makna adalah membaca lantang. Membaca lantang adalah praktek yang biasa dilakukan dalam kegiatan story telling atau mendongeng.Kekhasan dalam kegiatan ini adalah adanya penekanan pada intonasi dalam membaca.
Dalam proses membaca, intonasi diyakini sebagai cara efektif untuk memahami makna dan tujuan sebuah tulisan. Di luar itu, membaca lantang dapat memperbaiki cara Anda dalam berkomunikasi.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam mengungkapkan sebuah gagasan di hadapan publik, Anda dapat berlatih untuk membaca lantang. Anda akan dilatih untuk memahami intonasi apa yang harus Anda pakai dalam menyampaikan sebuah ide agar dapat diterima dan dipahami oleh orang lain.
Terakhir, Anda harus dapat menemukan hal-hal penting dalam tulisan yang sedang Anda baca. Anda dapat menggaris bawahi atau mewarnai poin-poin yang Anda anggap penting dalam bacaan tersebut.