Dalam memperkuat mental menghadapi kesulitan hidup, Filosofi Teras memiliki sebuah tips yang terkesan aneh. ini dinamakan Premeditatio Malorum yaitu memikirkan hal-hal negatif yang mungkin terjadi.
Lalu apa perbedaannya dengan negative thinking? Dalam Premeditatio Malorum Anda bisa mengenali peristiwa di luar kendali dan memilih bersikap rasional.
Praktik ini mirip dengan cara kerja imunisasi. Dalam imunisasi, Anda memasukkan kuman yang sudah dilemahkan sehingga sistem kekebalan Anda bisa mempersiapkan diri melawan kuman yang sesungguhnya jika datang.
Dengan membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi, Anda sedang mempersiapkan “kekebalan mental” menghadapinya jika memang terjadi.
Tips selanjutnya untuk memiliki mental yang kuat adalah tidak membesar-besarkan masalah dan segera fokus pada apa yang bisa dilakukan. Hidup ini memang dipenuhi hal-hal tidak menyenangkan dan sayangnya Anda harus menerima fakta tersebut.
Dan, jumlah kejadian tidak enak di dalam hidup jauh lebih banyak dari yang enak. Misalnya saja kemacetan, antrean panjang, dosen yang memberi nilai seenaknya, follower yang senang mencela, dan lain-lain.
Sering kali, banyak masalah kecil yang tidak perlu dicari solusinya, cukup dihindari. Anda tidak perlu memberikan kepada hal-hal remeh waktu yang lebih banyak dari selayaknya.
Daripada mengumpat dalam hati dan marah-marah, lebih baik dipikirkan dulu. Apakah tidak merugi jika Anda mencurahkan waktu, pikiran, emosi dan kebahagiaan Anda untuk memusingkan hal-hal yang tidak sepadan?
Ada satu lagi formula dari Filosofi Teras untuk penguatan yaitu mencintai nasib yang telah terjadi dan sedang terjadi saat ini, biasa disebut amor fati. Coba renungkan hidup Anda sekarang ini. Tidak ada yang bisa menghentikanmu untuk memutuskan mencintai hidupmu saat ini, hari ini, detik ini.
Masa lalu sudah masuk kategori “di luar kendali”. Masa lalu sudah mati semati-matinya. Menyesali tindakan atau perkataan Anda, apa pun itu, jika sudah di masa lalu, maka tidak bisa diubah dan dikendalikan lagi. Sudah selesai.
Anda hanya bisa belajar darinya dan merencanakan yang lebih baik untuk ke depannya. Bagaiaman Anda menyikapinya sepenuhnya di bawah kendali Anda.
“Kamu mendapatkan ketimun pahit? Ya buang saja. Ada semak berduri di jalan setapak yang kamu lalui? Ya berputar saja. Itu saja yang kamu perlu tahu. Jangan menuntut penjelasan, ‘kenapa ada hal (tidak menyenangkan) ini?’ Mereka yang mengerti sesungguhnya dunia seperti apa akan menertawakanmu, seperti tukang kayu yang melihat kamu kaget karena ada banyak debu hasil gergaji di tempat kerjanya, atau tukang sepatu melihat kamu kaget karena banyak sampah kulit sisa (di tempat kerjanya).”
Marcus Aurelius