Semua di dunia ini akan mengalami proses dan perubahan. Seperti tanaman yang tumbuh dari benih yang kecil, berkecambah, berakar, membesar menjadi batang, beranting dan berdaun, lalu berbunga atau berbuah.
Seiring berjalannya waktu, bunga bisa bermanfaat menjadi hiasan dan buah bisa bermanfaat bagi manusia. Bunga untuk mempercantik, dan buah untuk mencukupi nutrisi bagi manusia.
Setiap perubahan, proses, dan perpindahan ini membutuhkan dimensi ruang dan waktu. Manusia mengisi titik-titik pada dimensi ruang yang kosong dengan berbagai aktivitas seperti belajar, bekerja, dan beribadah. Dimensi waktu digunakan agar titik-titik itu menjadi lebih baik, lebih indah, dan menuju ke arah perbaikan.
Manusia seharusnya mengisi ruang pikir (mind) dan ruang hati (heart) dengan hal-hal yang baik agar dimilikinya keceradasan pikiran, hati yang mulia, serta prestasi.
Namun pada faktanya, masih banyak manusia yang membuang waktu dengan mengisinya dengan aktivitas yang tidak berguna seperti ngerumpi, nongkrong di pinggir jalan, bahkan sampai mabuk-mabukan.
Agar waktu bisa dimanfaatkan sebaik mungkin, diperlukan yang namanya keseimbangan waktu. Keseimbangan waktu dapat dicapai dengan cara membaginya berdasarkan kebutuhan dan kegiatan.
Manusia harus punya waktu untuk membaca, menulis, belajar, mencintai, dan beristirahat. Dalam menentukan aktivitas yang akan dilakukan juga memerlukan yang namanya skala prioritas.
Keseimbangan waktu juga penting dalam mencapai setiap tujuan yang Anda miliki. Semua yang telah direncanakan dalam hidup selalu ada kaitannya dengan waktu. Keberhasilan yang akan Anda capai semuanya tergantung bagaimana Anda memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Bahkan pepatah cina sampai mengatakan “waktu adalah uang”.
Pengelolaan waktu yang baik dapat dicapai melalui enam tahapan :
“Waktu adalah koin dalam hidup Anda. Ini hanya satu-satu koin yang Anda miliki, dan hanya Anda yang dapat memutuskan bagaimana koin tersebut digunakan. Berhati-hatilah agar orang lain tidak menggunakan koin yang Anda miliki.”
Carl Sandburg