Buku yang ditulis James Clear, seorang pakar kebiasaan ini, akan membantu Anda dalam membentuk kebiasaan baru yang baik dan menghilangkan kebiasaan lama yang buruk dengan cara yang mudah dan sederhana. Buku ini berisi langkah-langkah kecil tetapi berdampak besar bagi diri Anda.
Yang Salah Bukan Anda, Tetapi Sistemnya
Setiap orang, mungkin termasuk Anda ingin mengubah diri menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari waktu ke waktu. Salah satu caranya adalah dengan membentuk kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk.
Akan tetapi, banyak orang yang gagal dalam menjalani prosesnya. Ada yang memiliki semangat yang tinggi di awal, namun mulai patah semangat ketika tidak melihat kemajuan dari proses yang dijalaninya. Ada pula yang berhenti ketika tujuannya sudah tercapai dan kembali ke kondisi awal seakan-akan tidak terjadi apa pun.
Hal ini terjadi bukan karena Anda yang tidak ingin berubah. Akan tetapi, pada sistem yang Anda buat. Banyak orang yang tidak berhasil memperoleh hasil yang diharapkan ketika memulai membiasakan hal baru karena terlalu fokus pada hasilnya, bukan sistemnya. Terlalu fokus kepada hasil akan membuat Anda merasa tertekan dan tidak terlalu menikmati prosesnya.
Kebanyakan orang memulai sebuah kebiasaan baru dengan membuat target-target tertentu. Sebagai contoh, “Saya harus lari pagi minimal 3 x seminggu”. Strategi ini tidak terlalu efektif karena berfokus kepada hasil.
Cara yang efektif dalam mengubah kebiasaan bukanlah dengan menetapkan target yang ingin dicapai, melainkan dengan menetapkan ingin menjadi orang yang seperti apa Anda. Anda harus mengubah identitas diri Anda terebih dahulu. Layaknya sebuah atom, identitas adalah inti dari sebuah sistem.
Sebagai contoh, jika Anda ingin memulai kebiasaan lari pagi, maka target atau tujuan Anda seharusnya bukanlah lari pagi 3x seminggu” melainkan menjadi seorang pelari. Perubahan identitas ini mungkin terkesan sederhana tetapi memiliki dampak yang luar biasa.
Ubah Empat Hal Ini untuk Mengubah Kebiasaan Anda
Ada empat siklus yang berperan dalam membentuk sebuah kebiasaan baru, baik itu kebiasaan baik atau pun buruk. Keempat siklus itu adalah petunjuk, gairah, tanggapan dan ganjaran.
Petunjuk adalah sebuah pemicu yang membuat Anda memiliki gairah untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, ketika Anda melihat sebuah buku di atas meja, ada gairah untuk membacanya. Buku adalah sebuah petunjuk yang dapat memicu Anda untuk menjadi seorang pembaca.
Melihat buku di atas meja, lalu Anda memutuskan untuk membaca. Membaca adalah sebuah bentuk tanggapan terhadap buku yang ada di atas meja. Setelah memutuskan untuk membaca buku tersebut Anda merasa tercerahkan. Merasa tercerahkan adalah bentuk ganjaran atau hadiah yang Anda dapatkan dengan membaca. Beginilah siklus terbentuknya sebuah kebiasaan.
Petunjuk adalah awal dari siklus kebiasaan. Sebuah petunjuk dapat menjadi pemicu dalam memulai sebuah kebiasaan baru. Oleh karena itu, jika Anda ingin memulai sebuah kebiasaan baik yang baru, buatlah petunjuk itu jelas terlihat. Jika Anda ingin memulai kebiasaan lari pagi misalnya, menaruh sepatu olahraga di dekat tempat tidur Anda dapat menjadi sebuah petunjuk untuk memulai kebiasaan lari pagi.
Begitu juga sebaliknya jika Anda ingin menghilangkan sebuah kebiasaan buruk. Buatlah petunjuk itu tidak jelas terlihat. Sebagai contoh, jika Anda ingin menghilangkan kebiasaan merokok, letakkanlah rokok atau korek api Anda di tempat yang susah ditemukan. Hal sederhana ini dapat membantu Anda menghilangkan kebiasaan merokok Anda.
Setelah mengubah petunjuk, hal selanjutnya yang harus Anda lakukan agar kebiasaan itu semakin melekat adalah dengan menjadikannya menarik. Caranya adalah dengan menggabungkan kebiasaan baru tersebut dengan kebiasaan lain yang Anda sukai.
Sebagai contoh, jika Anda suka mendengarkan musik, tetapi tidak suka mencuci piring. Untuk membiasakan kebiasaan mencuci piring adalah dengan melakukannya sambil mendengarkan musik. Bagitu juga sebaliknya. Jika Anda ingin menghilangkan kebiasaan buruk, buatlah kebiasaan itu semakin tidak menarik.
Hal berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah membuat kebiasaan itu mudah dilakukan. Sebagai contoh, jika Anda ingin memulai kebiasaan menulis, Anda dapat memulainya dengan duduk di meja kerja setiap pagi dan menulis minimal satu paragraf atau satu halaman. Tidak masalah jika Anda memulai dengan hal-hal yang paling kecil sekali pun.
Jika Anda ingin menghilangkan kebiasaan buruk, buatlah kebiasaan buruk itu sulit dilakukan. Sebagai contoh, jika Anda ingin menghilangkan kebiasaan sering memainkan gawai sehingga kurang produktif. Ketika bekerja, letakkanlah gawai tersebut di ruangan atau tempat yang sulit dijangkau.
Terakhir, buatlah kebiasaan itu memuaskan. Caranya adalah dengan memberikan ganjaran ketika Anda berhasil melakukannya. Sesuatu yang memuaskan akan cenderung terulang. Sebagai contoh, ketika Anda berhasil memulai kebiasaan lari pagi, hadiahilah diri Anda dengan makanan yang Anda suka. Intinya, hargailah kemenangan-kemenangan kecil Anda.
Sebaliknya, untuk menghilangkan kebiasaan buruk, berikanlah diri Anda sebuah hukuman yang tidak Anda sukai. Sebagai contoh, ketika Anda tidak membaca satu buku setiap minggu sesuai dengan target Anda, maka hukumlah diri Anda dengan membersihkan toilet atau hal lainnya yang tidak Anda sukai.
Kesimpulan
- Untuk mengubah kebiasaan, mulailah dengan mengubah identitas diri, bukan apa yang ingin dicapai.
- Fokuslah membangun sistem atau lingkungan yang mendukung terbentuknya sebuah kebiasaan baru tersebut.
- Faktor lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap perubahan. Caranya adalah dengan mengubah empat hal utama yang berpengaruh dalam membentuk kebiasaan yaitu petunjuk, gairah, tanggapan dan ganjaran.
- Untuk membentuk sebuah kebiasaan baru yang baik buatlah kebiasaan itu jelas terlihat, menarik, mudah dilakukan dan memuaskan. Untuk menghilangkan kebiasaan buruk,lakukanlah hal yang sebaliknya.
Referensi :
Atomic Habits by James Clear: Book Summary & Review (fourminutebooks.com)
Atomic Habits: An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones by James Clear | Goodreads
Atomic Habits By James Clear. #The NYT Bestseller — A Review | by Mokshaa Sharma | Medium
Gambar: Muhamed Hassan from Pixabay
